JAKARTA, KOMPAS.com- Meski perumahan rakyat berpenghasilan rendah identik dengan harga rumah yang murah, namun segmen pasar ini masih sangat potensial. Hal itu mendorong perbankan untuk terus mendukung pembiayaan perumahan.
Demikian terungkap dalam "Refleksi Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat 2012 dan Rencana Kerja 2013," di kantor Kementerian Perumahan Rakyat di Jakarta,Jumat (4/1/2013).
Direktur Mortgage and Consumer Banking Bank Tabungan Negara (BTN) Irman A Zahiruddin memprediksi penyerapan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk masyarakat berpenghasilan rendah tahun 2013 akan lebih baik dibandingkan tahun 2012 karena pangsa pasar perumahan yangg begitu besar, komitmen pengembang dan program kemenpera yang mendukung.
Tahun 2012, kontribusi BTN dalam penyaluran FLPP sebesar 67.728 unit atau senilai Rp 2,76 triliun, dan BTN syariah 4.393 unit atau Rp 188,6 miliar.
"Tahun ini menjadi tahun yang sangat menarik untuk pembiayaan perumahan rakyat bersubsidi. Dana siap, pembiayaan siap. Kami akan terus menjaga agar pangsa pasar BTN tetap 99 persen," ujarnya.
Hal senada dikemukakan Direktur Bisnis Retail Bank Rakyat Indonesia Syariah Indra Praseno. Pasar rumah rakyat masih besar, karena kekurangan rumah yang sangat besar. Pihaknya akan mendorong pembiayaan rumah bersubsidi melalui pendekatan kelompok dan bukan per individu.
Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat, tercatat 6 bank umum dan 15 bank pembangunan daerah (BPD) penyalur FLPP. Total penyaluran kredit FLPP tahun 2012 sebesar 73.923 unit atau senilai Rp 3,03 triliun atau lebih rendah daripada target 133.000 unit.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah Nazwar Nazir mengemukakan, pihaknya berkomitmen mengembangkan kualitas sumber daya manusia pada bank pembangunan daerah agar lebih aktif dan meningkatkan kualitas pembiayaan rumah bersubsidi.
Tahun ini, pembiayaan akan digenjot antara lain di Kalimantan Timur, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Bangka Belitung.
0 komentar:
Post a Comment