Bagaimana rasanya bila tinggal di sebuah kota besar namun di dalamnya justru lebih banyak orang mati dibandingkan yang hidup. Cobalah tinggal di kota Colma, San Fransisco. Kota itu dihuni 1,5 juta jiwa namun jumlah yang hidup hanya 1800 orang.
Tak heran bila kota Colma begitu terlihat sangat tenang. Masyarakat yang tinggal di Colma memang menghabiskan hidup dan mati mereka di kota yang berada dekat dengan semenanjung San Fransisco ini.
Dikutip dari CNN Indonesia pada tahun 1990, San Francisco dikenal sebagai kota tempat mereka yang sudah mati. Pada masa penambangan emas dan perdagangan, imigran dari seluruh dunia mendatangi kota ini untuk mencari kehidupan yang baru.
Sayangnya mereka datang dengan membawa virus penyakit dan banyak korban berjatuhan. Tak hanya dianggap sebagai pembawa virus penyakit, imigran juga disebut sebagai pengambil tanah karena membuat 27 pekuburan.
Untuk itu, pada 1902, Dewan Pengawas Negara melarang melakukan penguburan lebih lanjut di dalam kota dan memaksa mereka untuk melakukan pemakaman di lahan yang lebih besar, seperti Laurel hill dan Kalvari Cemetry.
Meski telah dilarang, para imigran tetap mempertahankan jasad yang telah dikubur di tempat asalnya. Namun, sejak 1942, hanya ada dua tempat pemakaman yang ada di San Francisco: The San Francisco National Cemetery dan Mission Dolores Cemetery.
Hingga kini tempat pemakaman tersebut masih ada, hanya saja tidak menerima jasad baru untuk dikubur. Empat dekade kemudian, Uskup Patrick Riordan memutuskan untuk membuat tempat pemakaman baru di sebuah lembah yang berjarak delapan kilometer dari Colma.
Sejak saat itu sebanyak lebih dari 150 ribu mayat dipindahkan dari San Francisco menuju kota mati itu. Kota kecil itupun diberkati dan dinobatkan sebagai satu-satunya kota di dunia di mana jumlah orang mati lebih banyak dari pada yang hidup.
Perbandingan tersebut pun tak pernah berubah hingga hari ini. Sebanyak 1,5 juta orang tidur dengan abadi di sini. Diperkirakan ada 75 jenazah yang dikirimkan ke kota ini setiap harinya.
Sampai saat ini, Colma masih ‘menjabat’ sebagai kota dengan warga yang tinggal di bawah tanah. Beberapa julukan juga diberikan untuk Colma, seperti The City of the Silent, The City of Souls, atau The City of the Dead. (dj)
Sumber: CNN Indonesia
0 komentar:
Post a Comment