Hunian 68

11 February, 2013

Imlek Momentum Silaturahmi



Tebingtinggi, (Analisa). Ketua pemuda/pemudi Paguyuban Sosial Marga Tiong Hoa Indonesia (PSMTI) Kota Tebingtinggi Edvanto Huang didampingi Sekretaris Hermanto Budoyo mengatakan, Imlek momentum silaturahmi hendaknya dirayakan dengan kesederhanaan, tidak terlalu berlebihan sehingga iklim kondusif di Kota Tebingtinggi tetap terpelihara dengan baik.
Edvanto Huang didampingi unsur pengurus Dodi Razali, Herwi Wang, Rudi Ten SE, Sofiyani SE, Suardi, Hardianto, Hui Li, Kepala bidang unit sosial Selly, Aini, Elsincok serta jajaran pengurus PSMTI Kota Tebingtinggi mengatakan, perayaan Imlek Tahun 2564 sebagai momentum silaturahmi dan hari syukuran.

"Oleh karena itu diharapkan kepada seluruh pemuda pemudi Tionghoa yang tergabung dalam wadah Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Kota Tebingtinggi dapat menyemarakkan dan merayakannya dengan kesederhanaan," katanya di Sekretariat PSMTI Komplek Tebing Indah Permai Jalan Badak Tebingtinggi.

Dikatakan, Imlek merupakan sebuah kebudayaan turun temurun menggariskan suatu makna bersyukur di musim panen dan sebagai ajang saling memaafkan antara sesama. 

Berkaitan hal itu bagi para pemuda pemudi Tionghoa di Kota Tebingtinggi dalam merayakan sudah menjadi tradisi atau kebiasaan melakukan pawai berkeliling kota menggunakan beca maupun beca bermotor diimbau, untuk tidak dibarengi dengan melempar jagung maupun tepung karena hal ini terkesan membuang berkah dan tidak tertutup kemungkinan akan menciptakan kericuhan antar sesama. 

Adegan lempar tepung dan jagung entah siapa yang memulai kebiasaan ini tetapi yang jelas tidak ada diatur maupun mengikuti salah satu aturan spiritual adat budaya dan peraturan hukum untuk itu bagi para pemuda/pemudi rayakan Imlek dengan ksederhanaan tanpa harus membuang berkah apalagi masih banyak warga Tionghoa yang ekonominya berada di tingkat menengah ke bawah, cetus Edvanto Huang. 

Di samping itu, para pemuda tidak perlu melakukan balapan sepeda motor liar karena hal itu wujud dari tidak punya tenggangrasa. Apalagi balap sepeda motor liar dijadikan pula ajang taruhan karena akan mengganggu dan mengusik iklim kondusif di Kota Tebingtinggi.

Dia mengajak seluruh muda, mudi dalam merayakan Imlek 2564 dengan kesederhanaan sehingga dapat mencerminkan ajaran Budha tentang hidup sederhana, kesadaran, dan persaudaraan, serta dapat menghargai dan menghormati nilai-nilai persaudaraan yang saat ini terlihat semakin memudar.(fel)

0 komentar:

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: info@bdp.co.id

Tlp: (021) 5365 5163

Our Team CS